Minggu, 21 November 2010

SIAPAKAH IBU?


Ibu adalah pelukis
Melukis warna karakter anak. Bagaimana menjadikannya indah sedap dipandang, dan mampu menyejukkan kalbu.

Ibu adalah teladan
Selalu memberi contoh yang baik. Tidak sekedar menyuruh tetapi mengajak. Mengajak anak bersama-sama melakukan wudlu, mematikan TV dan mengajak sholat bersama, makan bersama dengan contoh yang benar mulai dari cara duduk, memegang sendok, doa yang diucapkan, cara mengunyah hingga doa selesai makan,  mendampingi anak belajar, dan keteladanan lain yang setiap hati diasahkan hingga menjadi kebiasaan dan akan melekat menjadi karakter.   

Ibu adalah pemberi perhatian dan cinta kasih
Sejak dalam kandungan diperdengarkannya lagu-lagu lembut, alunan syahdu tartil Quran. Sholat malam, sholat duha, dan membaca Quran setiap usai sholat, berpikir positif, berkata baik dan benar sudah dilakukan dengan penuh keikhlasan dan tawakkal kepada Allah. Ketika sudah di luar sang bayi diajaknya bermain dan berkomunikasi dengan santun, menghindari larangan dan selalu memberikan solusi. Ketika remaja bisa menjadi teman dan sahabat tempat curhat.  Ketika dewasa bisa berbagi suka dan duka. Kata kuncinya adalah mampu berkomunikasi dengan cerdas hingga melahirkan suasana yang nyaman dan damai.

Ibu adalah pemberi jalan keluar/solusi  
Bersikap tenang, tidak memarahi, tidak membentak, tidak melarang, tidak reaktif melainkan solutif. Pernah, kan, Anda melihat di taman bermain tiba-tiba seorang anak melemparkan pasir ke temannya dan mengenai mata si teman? Atau si kecil memukul, menendang temannya? Nah, reaksi pertama dari kebanyakan orangtua adalah menekuk muka, kaget, lari secepatnya untuk memeluk anaknya, melindunginya dari bahaya.
Dari gambaran ini terlihat, reaksi orangtua berbeda-beda. Pernahkah Anda perhatikan, sebetulnya anak tidak menangis ketika dinakali temannya dan baru meledak tangisnya ketika dia melihat muka ibunya? Jika Anda dapat bersikap tenang, maka anak pun akan tetap menjadi tenang.

Ibu adalah pendidik tak selalu penuhi keinginan

Terkadang, anak berteriak, entah karena bertengkar atau menginginkan sesuatu lalu memanggil Anda dengan suara lantang. Tak ada salahnya satu saat, ketika ia berteriak lagi, datangi anak lalu berlutut di hadapannya.
Tatap matanya lalu katakan, "Kuping Mama sakit mendengar teriakanmu. Mama juga tak mengerti apa yang ingin kamu katakan kalau kamu bicara sekeras itu. Coba, deh, omong biasa dengan suara yang manis, pasti Mama bisa dengar dan mengerti keinginanmu." Setelah itu, tinggalkan anak. Nah, ketika si kecil sadar bahwa ia tidak diperhatikan atau dipenuhi keinginannya, ia akan berhenti berteriak.

Ibu pengalih perhatian dari perilaku negatif
Jangan melihat sebagai sebuah hukuman jika Anda membawa si kecil ke kamarnya untuk sesaat ketika ia mengamuk. Mengalihkan sesaat perhatiannya adalah hal yang baik untuk mengubah perilaku negatif anak. Ketika ia rewel di restoran, misalnya, bawa anak keluar sejenak. Hal ini dapat Anda lakukan hingga anak berusia 2 tahun. Cari tempat yang tak ramai agar anak tenang. Jelaskan padanya, Anda tak menyukai perilakunya dan katakan apa yang Anda inginkan darinya.

Ibu melatihkan disiplin pada anak

Anak balita sangat memerlukan waktu untuk tidur dan setiap perubahan dari rutinitasnya akan mengakibatkan perilaku yang tidak diharapkan. Buatlah jadwal berbelanja, ke mal, mengunjungi teman, pada jam-jam yang sesuai dengan anak. Ingat, jika Anda mengubah jadwal, Anda dan si kecil akan menderita. Dia rewel karena ngantuk, Anda pun tak bisa leluasa berbelanja.

Ibu memuji perilaku positif
Jangan hanya mudah menghukum anak, tapi sirami ia dengan pujian pula jika menunjukkan tingkah laku yang baik. Dengan cara ini, anak akan terdorong untuk selalu berperilaku baik karena pujian dirasakannya sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membuatnya merasa diperhati-kan. Ingat, perhatian sangat berarti. Sekecil apa pun anak Anda.

Ibu melatih aturan dengan konsisten
Anak-anak dapat mulai belajar mengenal peraturan seperti mengembalikan mainan pada tempatnya sehabis bermain, berbicara dengan sopan dan pelan di meja makan, sejak usia yang sangat dini. Coba buat aturan (yang tidak terlalu ketat) jika memungkinkan dan tetaplah konsisten. Misalnya, jangan izinkan dia mengambil mainan lain dari boks mainan sebelum dia mengambil mainan yang ada di lantai.

Ibu melatih anak berdamai dan menikmati hidup
Nikmati waktu saat ini dan nikmati pengalaman menjadi orangtua dengan melatih anak hidup dalam kedamaian hingga mereka bias menikmati hidup yang sesungguhnya. Pahami pula, Anda kerap harus terantuk sebelum menemukan jalan dan cara terbaik untuk mendidik anak. Anda pun harus merasa beruntung karena di zaman yang serba modern ini, bisa mendapatkan pengetahuan dari mana saja. Beda dengan orangtua kita zaman dulu yang sukses menjadi orang tua yang baik tanpa panduan dari buku, psikolog anak, dan lainnya(kolaborasi beberapa sumber)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar